
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON— Suasana intelektual dan kolaboratif menyelimuti The 1st International Conference on Environmental Sciences, Agriculture, and Socioeconomics (ICEAS 2025) yang digelar di Hotel Santika Premier Ambon, Selasa (28/10/2025).
Konferensi internasional ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, bersama jajaran Forkopimda Provinsi Maluku, Kapolda Maluku, Dandim Maluku, dan para Direktur Pascasarjana se-Indonesia yang tergabung dalam Forum Pimpinan Pascasarjana Indonesia (Forpimpas).
ICEAS 2025 menjadi momentum penting sekaligus bersejarah, karena bertepatan dengan Dies Natalis ke-21 Program Pascasarjana Universitas Pattimura serta Pertemuan Nasional Forpimpas yang dihadiri para pemimpin akademik dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Platform Intelektual Dunia di Ambon
Dengan tema besar “Island Sustainability: Integrating Environmental Sciences, Agricultural Innovation, and Socioeconomic Development to Support the Blue Economy,” konferensi ini menghadirkan para pakar lintas negara yang menjadi motor inovasi global.
Para ilmuwan ternama yang turut hadir di antaranya:
Prof. Amanda Reichelt-Brushett, Ph.D dari Southern Cross University, Australia
Prof. Dr. Habil Szilvia Kusza, Ph.D, DSc
Prof. Dr. Eng. Koichi Murata dari Nihon University, Japan
Assoc. Chiaki Matsuzaki, Ph.D dari Ishikawa Prefectural University, Japan
Prof. Dr. Steven Siaila, M.S. dari Universitas Pattimura, Indonesia
Sebanyak 50 peserta dan 40 presenter ikut ambil bagian dalam forum ilmiah ini, yang membahas arah baru pengembangan riset dan kebijakan global berbasis keberlanjutan.
Dari Ide Riset Menuju Aksi Nyata
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Fredy Lewakabessi, M.Pd., Direktur Unpatti, menegaskan pentingnya forum ini bukan sekadar ruang akademik, tetapi juga pijakan aksi konkret bagi kebijakan nasional dan pembangunan berkelanjutan.
“Kita tidak ingin konferensi ini hanya menghasilkan jurnal atau ide di atas kertas. Hasil riset harus diimplementasikan nyata untuk mendukung ketahanan pangan, kesejahteraan sosial, dan konservasi lingkungan,” tegas Prof. Lewakabessi.
Isu-isu yang menjadi fokus utama ICEAS 2025 antara lain sustainability dan konservasi lingkungan, inovasi dan ketahanan pangan, sosial ekonomi berkelanjutan, energi dan infrastruktur, serta teknologi kelautan dan maritim — sejalan dengan arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Maluku di Panggung Dunia
Kehadiran ICEAS di Ambon menunjukkan bagaimana Maluku semakin diperhitungkan sebagai episentrum riset kelautan dan lingkungan tropis dunia.
Kolaborasi antarnegara dan antaruniversitas ini diharapkan memperkuat kapasitas riset nasional dan membuka ruang bagi lahirnya kebijakan pembangunan berbasis ilmu pengetahuan.
“Kami menyambut semua peserta dengan sukacita. Semoga event ini membawa inspirasi dan kebahagiaan, serta menjadi langkah nyata menuju masa depan yang berkelanjutan,” tutup Prof. Lewakabessi. (MIM-MDO)

                        





