
MALUKU INDOMEDIA.COM, Ambon– Menjelang aksi serentak yang direncanakan pada 1 September 2025 di berbagai daerah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Maluku, Samuel Patra Ritiauw, menegaskan pentingnya menjaga Maluku tetap damai dan kondusif.
Ia menjelaskan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI sebelumnya telah merumuskan enam pokok pikiran sebagai sikap resmi secara nasional. Namun, untuk Maluku, dirinya menilai langkah turun ke jalan secara besar-besaran bukanlah pilihan yang tepat.
“Kami menghargai kerja DPP yang proaktif dalam merespons isu nasional. Tetapi di Maluku, jauh lebih bijak bila energi kita diarahkan pada penyelesaian persoalan di daerah sendiri,” ujar Ritiauw.
Ritiauw lalu mengajak seluruh organisasi kepemudaan di Maluku untuk lebih mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan sesaat. Menurutnya, jalan dialog bersama Pemerintah Provinsi Maluku maupun DPRD Maluku adalah cara yang lebih konstruktif.
“Kalau ada hal yang perlu diperjuangkan, mari kita tempuh mekanisme resmi. Gelar pertemuan, duduk bersama, dan biarkan suara anak muda Maluku disampaikan secara langsung melalui audiensi yang sehat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung filosofi orang Maluku, “Potong di kuku rasa di daging”, yang bermakna satu persoalan dirasakan bersama. “Filosofi ini seharusnya menjadi pegangan kita, sehingga setiap masalah diselesaikan dengan hati yang tulus, bukan dengan cara-cara yang justru menambah penderitaan baru,” katanya.
Ritiauw menegaskan, aksi yang akan berlangsung pada 1 September harus jauh dari praktik anarkisme seperti yang terjadi di sejumlah daerah lain. “Kalau sampai terjadi kekerasan, GAMKI Maluku akan mendorong seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melawan aksi-aksi tidak manusiawi yang berpotensi memicu konflik lebih luas dan merusak tatanan hidup orang basudara di Maluku,” tegasnya.
Ia mencontohkan Gerakan OKP lintas iman yang pada 30 Agustus 2025 kemarin kembali mengunjungi tempat pengungsian di Hunuth untuk memberikan bantuan. Selain itu, gerakan lintas pemuda tersebut juga terus menghadirkan pemikiran-pemikiran konstruktif guna membantu Pemerintah Daerah menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Maluku.
Ritiauw menutup dengan ajakan agar Maluku tetap dijaga dalam semangat kebersamaan. “Aksi boleh saja dilakukan, tapi harus damai, tertib, dan bermartabat. Jangan sampai mengorbankan kedamaian yang kita junjung tinggi bersama,” tutupnya. (MIM-CS)