
Rumah Dinas (Rumdis) Gubernur Maluku, jadi trending dipelbagai media di daerah ini. Anggaran Fantastis itu, munculkan sorotan ditengah pemangkasan anggaran daerah yang sejatinya bertolak belakang dengan spirit mendahulukan kepentingan rakyat.
Kita harus jujur saat ini, rakyat bukan hanya Maluku lagi susah. Pundi-pundi pendapatan drastis menurun, mulai rakyat biasa, pengusaha, hingga PNS. Semua “menjerit” dengan situasi ekonomi saat ini. Bukan hanya Maluku, tapi seantero jagat Nusantara Indonesia.
Daya beli turun. Pendapatan turun. Semua-semua turun. Inilah realitas yang tidak bisa kita pungkiri. Salah siapa? Semua serba salah. Dan, semua saling menyalahkan.
Ketika situasi ekonomi darurat seperti ini, tentu yang harus didahulukan adalah kepentingan yang lebih besar, yakni: kepentingan rakyat. Bukan, kepentingan “kemewahan” sang pemimpin. Jangan slogan pro rakyat hanya manis dibibir, tapi harus bisa dibuktikan.
Dan, apa yang menjadi kritikan tentang dana fantastis Rumdis Gubernur Maluku, sejatinya adalah sesuatu yang kontraproduktif dengan realitas saat ini. Sebab, dana fantastis yang digelontorkan untuk rehabilitasi sebuah Rumdis bukan sesuatu yang mendesak.
Kenapa disebutkan bukan sesuatu yang mendesak? Karena, Rehab Rumdis bisa saja dipending dengan fakta bahwa ekonomi negara ini lagi tidak baik-baik saja, atau lagi darurat.
Sebagai pemimpin kebijakan yang diambil juga harus mampu mempertimbangkan situasi saat ini, bahwa kita bangsa ini riilnya lagi darurat. Jadi dana-dana darurat harus digunakan untuk menjaga situasi ekonomi kita tetap stabil.
Artinya, kalau situasi kita hari ini harus tinggal di rumah Gaba-Gaba, memang itu, karena situasi yang harus disesuaikan dengan kondisi. Presiden Prabowo, pun akan maklumi situasi ini, bila ke Maluku harus tidur di kamar rumah Gaba-Gaba.
Seorang pemimpin dipilih bukan, karena cerdas dalam bertutur, tapi harus cerdas dalam memahami problematika situasi rakyatnya.
Rakyat lagi, susah atau darurat, jangan kita pakai dana darurat untuk mempercantik istana kita, tapi pakailah dana darurat untuk obati rakyatmu.
Pilih mana rumah Gaba-Gaba dapat membantu rakyatmu, atau istana miliaran rupiah, tapi rakyat menjerit?
Situasi saat ini, eloknya kita harus “berpuasa” untuk menjadi pemimpin yang, mewah hidupnya. Mari kita memulai bangun Maluku dengan rumah Gaba-Gaba. Rumah Gaba-Gaba itu, murah dan tidak akang menghabis dana Rp 14,5 miliar, untuk membangunnya. Bukankah begitu, pak Gubernur??