
MALUKU INDOMEDIA.COM, Jakarta– Hanya beberapa hari setelah gema HUT ke-80 Kemerdekaan RI berkumandang, Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menunjukkan komitmen keras menjaga kedaulatan bangsa. Sebanyak 474 kilogram barang bukti narkotika dari 21 kasus di lima provinsi dimusnahkan, sekaligus menjadi peringatan bahwa ancaman narkoba tidak pernah berhenti—bahkan kian canggih lewat penyamaran dalam rokok elektrik.
Pemusnahan ini adalah kali keenam sepanjang 2025, disaksikan langsung oleh pemangku kepentingan di Kantor BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur, serta di fasilitas pengolah limbah PT Jasa Medivest, Karawang, Jawa Barat. Dengan incinerator berteknologi tinggi, sabu, ganja, kokain, dan ekstasi dimusnahkan hingga tak bersisa.
Total barang bukti yang dimusnahkan terdiri dari:
253.067,88 gram sabu, 218.414,22 gram ganja, 2.998,58 gram kokain, 94 butir ekstasi. Semua disita dari jaringan narkotika lintas provinsi hingga internasional. Sebanyak 43 tersangka berhasil diamankan—24 dihadirkan langsung, 19 lainnya mengikuti proses secara virtual dari provinsi masing-masing.
Rokok Elektrik Jadi Jalur Baru
Tak hanya pemusnahan, BNN juga mengungkap dua kasus narkoba dalam rokok elektrik.
1. Kasus pertama: penyelundupan ganja sintetis jenis MDMB 4en-PINACA dari Malaysia ke Pandeglang, Banten. Barang bukti: 80 ml cairan + 1 vape pods. Dua tersangka, RSR dan M, ditangkap pada 9 Agustus.
2. Kasus kedua: paket kiriman dari Prancis berisi +3 kg ketamin bubuk dan 1.860 catridge rokok elektrik. Tersangka JA dan XZ diamankan, barang bukti kini diamankan BPOM.
Kedua kasus ini menggarisbawahi tren berbahaya: rokok elektrik bukan lagi sekadar gaya hidup, tetapi mulai dimanfaatkan sindikat narkoba global untuk menyusupkan zat adiktif berbahaya.
Jejak Jaringan: Dari Aceh hingga Bali
Rangkaian pengungkapan menunjukkan peta peredaran narkoba nasional:
Aceh: 4,9 kg sabu diamankan, 5 tersangka ditangkap.
Sumut: lebih dari 140 kg ganja dan puluhan kg sabu berhasil digagalkan.
Sumbar: kelompok “Kurir Terbang” digulung, 1,9 kg sabu dan 108 kg ganja disita.
DKI Jakarta: ganja, sabu, hingga ekstasi jaringan lintas kota digulung di berbagai operasi.
Bali: kokain 3 kg dari WNA Brazil dan sabu hampir 1 kg dari WNA Afrika Selatan disita di Bandara Ngurah Rai.
Data ini membuktikan Indonesia bukan sekadar pasar, tetapi juga jalur transit internasional.
Komitmen Transparansi dan Kedaulatan
Kepala BNN menegaskan bahwa pemusnahan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud nyata Asta Cita Presiden Prabowo: melindungi masyarakat dan menegakkan kedaulatan bangsa dari ancaman narkotika.
“Ini bukan sekadar penegakan hukum, tapi bagian dari perang mempertahankan masa depan generasi. Narkoba adalah musuh bangsa, dan kami akan menutup setiap celah penyelundupannya,” tegas pejabat BNN.
Langkah BNN hari ini mengirim pesan tajam:
Narkoba bukan hanya masalah kriminal, tetapi ancaman kedaulatan. Rokok elektrik kini jadi wajah baru penyelundupan. Transparansi publik adalah senjata BNN dalam melawan jaringan global.
Indonesia boleh merdeka 80 tahun, tetapi merdeka dari narkoba adalah perjuangan yang harus diperbarui setiap hari. (MIM-DO)