
MALUKU INDOMEDIA.COM, SERAM BAGIAN BARAT— Irama tabuhan gendang berpadu dengan semangat para pesilat muda menggema di halaman Balai Pertemuan Desa Luhutuban, Kecamatan Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat. Puluhan peserta dari Desa Luhutuban dan Dusun Amanjaya menampilkan atraksi budaya pencak silat dalam sebuah pagelaran yang sarat makna dan energi kebangsaan.
Kegiatan yang digelar dengan dukungan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Provinsi Maluku ini berhasil menyedot perhatian ribuan masyarakat dari berbagai desa dan dusun di Pulau Manipa. Tampak hadir Camat Pulau Manipa, para raja negeri, Kapolsek, Babinsa, BPD, kepala pemuda, tokoh masyarakat, hingga para kepala dusun yang menyatu dalam suasana kebersamaan dan kebanggaan budaya.
Dalam sambutannya, Mukhlis Pelu, selaku Koordinator Atraksi Budaya Pencak Silat, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Provinsi Maluku atas dukungan moril dan materil dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Pencak silat bukan sekadar seni bela diri. Ia adalah warisan nilai, filosofi, dan karakter. Di dalamnya ada semangat persaudaraan, tanggung jawab, dan hormat pada leluhur. Kami ingin generasi muda tidak hanya menonton, tapi juga memahami dan menjaga nilai-nilai itu,” tegas Mukhlis.
Lebih jauh, Mukhlis menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan hanya ajang unjuk keterampilan, tetapi juga menjadi sarana pengembangan karakter generasi muda serta daya tarik wisata budaya yang potensial untuk dikembangkan di Pulau Manipa.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX sendiri menilai bahwa atraksi budaya seperti ini memiliki peran strategis dalam memperkuat identitas lokal dan memperluas wawasan kebudayaan di tingkat akar rumput. Pelestarian budaya, kata mereka, tidak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga bagaimana ia hidup dan berdampak bagi masa depan.
Dengan semangat pelestarian yang terus berkobar, masyarakat berharap kegiatan serupa dapat digelar setiap tahun dan menjadi agenda wisata budaya tetap di Desa Luhutuban.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Pulau Manipa tak hanya menyimpan pesona alam, tetapi juga menyala lewat kekayaan budaya yang meneguhkan jati diri Maluku sebagai negeri beradat, berkarakter, dan bermartabat. (MIM-CN)