
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON— The 1st International Conference on Environmental Sciences, Agriculture, and Socioeconomics (ICEAS 2025) yang digelar di Hotel Santika Premier Ambon, Selasa (28/10/2025), menjadi panggung besar bagi Program Pascasarjana Universitas Pattimura (PPS Unpatti) untuk menunjukkan kapasitas globalnya.
Sebagai pelaksana utama kegiatan ini, Prof. Dr. Richard B. Luhulima, ST., MT., Direktur PPS Unpatti, menegaskan bahwa konferensi internasional ini bukan sekadar agenda ilmiah, tetapi bukti nyata bahwa Pascasarjana Unpatti kini berdiri sejajar dengan universitas terkemuka dunia.
“Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara beberapa universitas dengan Unpatti. Kami bersyukur karena tahun ini bisa melaksanakan forum internasional yang menghadirkan pakar dari berbagai negara dan pimpinan pascasarjana se-Indonesia,” ujar Prof. Richard dalam sambutannya.
Gagas Kolaborasi dan Kebijakan Pascasarjana Nasional
Konferensi yang juga dihadiri Forum Pimpinan Pascasarjana Indonesia (Forpimpas) ini diikuti oleh 18 universitas dari seluruh Indonesia. Menurut Prof. Richard, forum ini menjadi ajang strategis untuk membahas berbagai kebijakan penting bagi penguatan pascasarjana nasional, baik dalam bentuk kerja sama internal antaruniversitas maupun kolaborasi internasional.
“Hari ini kita merembukkan hal-hal krusial bagi arah kebijakan Forpimpas ke depan. Tema besar kami — Island Sustainability: Integrating Environmental Sciences, Agricultural Innovation, and Socioeconomic Development to Support the Blue Economy — mencerminkan semangat kita membangun riset yang terhubung dengan isu lingkungan, sosial, ekonomi, dan inovasi pertanian,” jelasnya.
Dari Lokal ke Global: Unpatti Raih 14 Program LPDP
Lebih jauh, Prof. Richard menegaskan bahwa Pascasarjana Unpatti kini tidak lagi sekadar berorientasi lokal, melainkan telah menembus level nasional dan internasional.
“Kami ingin membuktikan bahwa Pascasarjana Unpatti bisa go international. Tahun ini kami berhasil mendapatkan 14 program studi yang telah masuk dalam skema pembiayaan beasiswa LPDP. Ini jumlah yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan universitas negeri besar lain,” ungkapnya.
Capaian itu, menurutnya, menjadi tonggak penting yang menandakan kepercayaan pemerintah terhadap kualitas akademik dan riset di Universitas Pattimura.
ICEAS 2025: Laboratorium Ide dan Aksi Nyata
ICEAS 2025 menghadirkan sejumlah ilmuwan dunia seperti Prof. Amanda Reichelt-Brushett, Ph.D (Australia), Prof. Dr. Habil Szilvia Kusza, Ph.D, DSc (Hungaria), Prof. Dr. Eng. Koichi Murata dan Assoc. Chiaki Matsuzaki, Ph.D (Jepang), serta Prof. Dr. Steven Siaila, M.S. (Indonesia).
Kolaborasi lintas negara ini, kata Prof. Richard, membuka ruang besar bagi riset bersama, inovasi teknologi biru, dan penguatan jejaring akademik internasional.
“Kami tidak ingin ICEAS berhenti di tahun ini. Harapan saya, setiap tahun kegiatan ini terus berlangsung sebagai bukti bahwa Pascasarjana Unpatti tetap eksis, produktif, dan berkontribusi bagi riset nasional maupun internasional,” ujarnya.
Puncak Dies dan Harapan Berkelanjutan
Prof. Richard juga menyampaikan bahwa malam nanti akan digelar puncak Dies Natalis ke-21 Pascasarjana Unpatti sekaligus penutupan resmi ICEAS 2025, yang direncanakan akan dihadiri Wali Kota Ambon.
“Kami berharap momentum ini menjadi inspirasi bagi semua pihak bahwa Unpatti tidak berhenti berinovasi. Pascasarjana harus menjadi motor riset dan kolaborasi yang berdampak langsung bagi pembangunan bangsa,” tutupnya. (MIM-MDO)







