
MALUKUINDOMEDIA.COM, AMBON- Mantan Anggota DPRD Provinsi Maluku Wardatu Uar menanggapi pernyataan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa terkait renovasi rumah jabatan gubernur maluku sebesar Rp14,5 Miliar. Dalam pernyataan kepada pers, Gubernur menanggapi tudingan miring kepadanya terkait renov rumah jabatan, “Kalau mau Rumah Dinas Murah Meriah, Pake Tapalang deng Gaba-gaba saja,” ujar Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa.
Menurut Wardatu, Pernyataan yang dikeluarkan oleh gubernur maluku adalah menunjukan bahwa Gubernur suka bergaya hidup Abtenar, Hidup bermewah-mewah diatas penderitaan rakyat. Apalagi ada dugaan bahwa dana Rp14,5 miliar itu berasal dari dana darurat.
“Ingat, Dana darurat tidak untuk pembangunan rehabilitasi rumah dinas tapi untuk penanggulangan bencana, dan bukan untuk fasilitas gubernur” tegasnya
Sementara itu, Pemerhati Kebijakan Publik dan Politik Drs Darul Kutny Tuhepaly menduga dana yang dipakai untuk rehab rumah jabatan gubernur sebesar Rp14,5 Miliar, itu hanya siasat yang dipakai anggaranya di tahun 2019.
“Ini bisa saja sudah diketuk oleh DPRD Provinsi Maluku saat itu,” ucapnya
Selain itu, kata Tuhepaly, saat gubernur terpilih HL akan menempati rumah jabatan di mangga dua, namun saat itu masih dalam keadaan rusak berat, kemudian disiasati dana yang dikeluarkan dari khas daerah pemrov dengan berdalil bahwa dana ini adalah dana darurat.
“Kalau itu dana darurat, kenapa harus dianggarkan untuk merenovasi rumah jabatan gubernur maluku,”
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, Saving dana darurat itu seperti apa yang dipakai untuk kebutuhan pemerintah provinsi maluku. Apakah untuk bencana alam atau rehab rumah jabatan gubernur.
“Kalau memang itu ada bencana alam yang dialami masyarakat maluku, itu bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang mengalami bencana,” kesalnya.
Ada Dugaan saya, terjadi diskusi pejabat gubernur saat itu dengan gubernur terpilih, bahwa pengunaan dana darurat ini akan bisa diperuntukan untuk rehab rumah jabatan. Namun sayangnya, anggaran yang digunakan untuk renovasi rumah jabatan gubernur sangat fantastis.
“Ia mencontohi, item-item kerusakan seperti interior yang rusak, pembelian perabot rumah tangga, tidak akan mungkin menelan anggaran sebesar itu,”.
Ditambahkan, Tuhepaly mengatakan, kalau tiba tiba terjadi bencana alam yang dialami masyarakat maluku, kira-kira pemrov maluku mau ambil anggaran dari mana. “Mau gunakan uang siapa, atau mau dianggarkan dari mana,” tutup Tuhepaly. (MIM-1)