
AMBON, MALUKUINDOMEDIA.com– Dalam suasana penuh kekhidmatan Hari Raya Idul Adha 1446 H, Febry Calvin Tetelepta (FCT), menyerahkan hewan kurban di pelataran Masjid Raya Al Fatah Ambon, didampingi pemuda-pemuda dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Penyerahan ini tak hanya menjadi simbol solidaritas lintas iman, tetapi juga menjadi momentum penguatan nilai-nilai kultural dan persaudaraan di Maluku.
Dalam sesi wawancara usai kegiatan, FCT menegaskan bahwa pendekatan kultural adalah kunci utama untuk membangun Maluku secara berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa sebagai pribadi yang terus bersentuhan dengan masyarakat, ia melihat pentingnya menguatkan kekuatan lokal demi kemajuan bersama.
“Sebagai pribadi yang berkaitan langsung dengan masyarakat, saya percaya bahwa ke depan Maluku bisa menjadi lebih baik, dan itu kekuatan kita. Kekuatan yang lahir dari kebersamaan dan pendekatan kultural,” ujar FCT, usai menyerahkan hewan kurban.
Ia menambahkan bahwa membangun Maluku tidak bisa dilepaskan dari akar budaya dan nilai-nilai agama yang hidup berdampingan secara harmonis.
“Kita membangun Maluku bukan karena sekat agama atau suku, justru kekuatan kita ada pada keberagaman itu sendiri. Karena itu, pendekatan kultural menjadi sangat penting dalam menyatukan perbedaan,” lanjutnya.
FCT juga menyinggung percakapan hangatnya dengan Imam Masjid Al Fatah dalam suasana kekeluargaan di dalam masjid. Salah satu pesan yang menurutnya sangat menyentuh adalah ajakan untuk menghapus sekat-sekat identitas yang memisahkan.
“Imam Masjid Al Fatah tadi menyampaikan, jangan bilang saya keturunan Arab, tetapi katakan: saya orang Maluku keturunan Arab. Sama halnya dengan orang Maluku keturunan Kei, Saparua, dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara kita. Kita semua satu sebagai orang Maluku,” jelas FCT.
Penyerahan kurban ini disambut hangat oleh masyarakat dan tokoh agama setempat. Imam Masjid Al Fatah menyatakan apresiasi atas kontribusi dan kehadiran FCT bersama para pemuda, sebagai bentuk nyata dari semangat kebersamaan dan perhatian lintas golongan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa Hari Raya Idul Adha bukan sekadar perayaan keagamaan, namun juga momentum sosial untuk mempererat simpul-simpul persaudaraan dalam keberagaman Maluku. (MIM)