
MALUKUINDOMEDIA.COM, Seram Bagian Timur- Penolakan warga terhadap Penjabat Kepala Desa Administratif Kelibingan, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, memuncak dalam aksi protes turun ke jalan. Warga menyuarakan kemarahan mereka karena camat setempat dinilai mengabaikan penolakan yang telah disampaikan sejak awal terhadap penunjukan Faisal Rumalean sebagai Pj Kades.
Penunjukan Faisal sebelumnya telah dibahas dalam pertemuan adat. Dalam forum tersebut, ia bahkan bersumpah dan menyatakan penolakan atas jabatan itu. Namun, setelah Surat Keputusan (SK) Bupati Seram Bagian Timur diterbitkan, Faisal justru menerima jabatan tersebut dan diduga menyalahgunakan kewenangannya.
Puncak aksi terjadi ketika warga keluar rumah dengan membawa kayu di tangan, sebagai simbol kemarahan dan penolakan keras terhadap kepemimpinan Faisal. Tindakan ini merupakan bentuk ekspresi adat dan peringatan terhadap pemimpin yang dianggap tidak sah.
Salah satu isu utama yang memicu kemarahan adalah dugaan penyelewengan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan yang seharusnya dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat desa, justru hanya diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, menciptakan kecemburuan dan ketidakadilan sosial.
Pihak kepolisian bersama imam masjid setempat kemudian datang ke lokasi dan langsung menuju Desa Rumodar, tempat Faisal Rumalean berada, untuk melakukan koordinasi dan menenangkan situasi. Kehadiran mereka diharapkan bisa menjadi jembatan penyelesaian antara warga dan pemerintah desa.
Aksi ini juga disiarkan langsung melalui akun Facebook Anaping Pingo pada Rabu (2/7/2025), dan menuai perhatian luas di media sosial. Dalam video siaran, tampak puluhan warga berorasi secara damai, namun tegas, menuntut pencopotan Faisal Rumalean dari jabatan Pj Kades karena dinilai tidak mendapat restu rakyat maupun adat.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur segera mengambil tindakan tegas dan memulihkan ketertiban serta kepercayaan publik terhadap proses kepemimpinan desa. (MIM-2)