
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON— Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon Komisariat KIP–Universitas Pattimura kembali menegaskan eksistensinya lewat kegiatan Masa Perkenalan (Maper) yang digelar di Aula Wisma Gonzalo, Ambon. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni penyambutan mahasiswa baru, tetapi menjadi ruang penguatan ideologi dan semangat pelayanan bagi generasi muda Kristen di tiga medan gumul: Gereja, Kampus, dan Masyarakat.
Laporan Tanggung Jawab Panitia: Karya Kolektif Kader Muda
Ketua Panitia, Fandry Tasidjawa, dalam laporan tanggung jawabnya menegaskan rasa syukur atas dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari senior GMKI, pemateri, hingga OKP Cipayung Plus.
“Kami bersyukur atas keterlibatan semua pihak yang menopang kegiatan ini. Dukungan lintas organisasi menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan pelayanan masih hidup di antara kita,” ujar Fandry dengan penuh semangat, Sabtu (25/10/2025).
Pesan Kaderisasi: GMKI Harus Hadir Nyata di Tiga Medan Gumul
Ketua GMKI Cabang Ambon, Apriansyah Atapary, menegaskan bahwa keberadaan GMKI bukan hanya simbol, tetapi panggilan nyata untuk hadir dan melayani.
“Eksistensi GMKI ada pada kehadirannya di gereja, kampus, dan masyarakat. Di situlah napas perjuangan kita—melayani tanpa pamrih dan menjaga semangat kebersamaan,” tegas Apriansyah.
Sementara Melisa Lernaya, Ketua Komisariat KIP–Unpatti, mengingatkan agar setiap kader menjadi terang di lingkungannya.
“Kita dipanggil bukan hanya untuk aktif berorganisasi, tapi menjadi teladan yang membawa perubahan nyata,” katanya.
Perwakilan senior, Yabes Souhaly, yang juga Mantan Ketua Cabang GMKI Ambon (2014–2016), menambahkan bahwa GMKI harus terus menjaga roh pelayanan dan integritas kadernya.
“GMKI bukan tempat mencari nama, tapi ruang pembentukan watak dan karakter. Kader GMKI harus kuat menghadapi perubahan zaman tanpa kehilangan arah pelayanan,” ungkap Yabes.
Sinergi Cipayung Plus: Lintas Identitas, Satu Semangat
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sekretaris DPD KNPI Kota Ambon, Wilson Rahayaan, bersama OKP Cipayung Plus lingkup FKIP Unpatti, sebagai wujud nyata sinergi lintas organisasi.
Sesi diskusi panel lintas Cipayung Plus menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa memahami makna perjuangan lintas identitas sosial. Para pemateri yang hadir mencerminkan lintas generasi dan warna perjuangan mahasiswa di Maluku:
Jafri Taihuttu, Mantan BPC GMKI Ambon (1996–1998): “Mahasiswa dan Organisasi”
Rovik A. Avivudin, Mantan Ketua HMI Cabang Ambon, kini Anggota DPRD Provinsi Maluku: “Pluralisme dalam Identitas Kemalukuan”
Dr. Hanock Mandaku, M.T, Dosen FT Unpatti, Mantan Ketua GMNI Ambon: “Cipayung dalam Ritme Sejarah Perjuangan Bangsa”
H. Ridwan Nurdin, M.Si, Mantan Ketua PMII Makassar, Anggota DPRD Maluku: “Menerobos Sekat: Berjejaring Lintas Identitas Sosial.”
Diskusi ini dimoderatori oleh Yabes Souhaly, yang mengajak peserta untuk membangun kesadaran kolektif demi memperkuat peran mahasiswa dalam membangun Maluku yang inklusif dan progresif.
Materi Khusus GMKI: Mematri Nilai dan Arah Gerak
Sesi berikutnya diisi dengan Materi Khusus GMKI oleh para senior Cabang Ambon, yang membedah sejarah organisasi, visi–misi, hingga moto “Ut Omnes Unum Sint” (Supaya Mereka Semua Menjadi Satu).
Tujuannya jelas: memperkuat pemahaman kader tentang arah gerak dan nilai-nilai pelayanan yang menjadi fondasi GMKI.
Dukungan Tokoh Akademik dan Senior GMKI
Kehadiran para tokoh akademik seperti Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy (Rektor dan Dekan FKIP Unpatti), Prof. Anderson Pallinusa, dan Dr. Agust Ufie, mempertegas bahwa dunia kampus terus mendukung lahirnya kader kritis dan berintegritas.
Turut hadir juga Stenly Loupatty dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku serta sejumlah senior GMKI yang memberi motivasi langsung kepada peserta.
Transformasi dan Harapan
Kegiatan Maper GMKI Komisariat KIP–Unpatti bukan hanya agenda rutin, tetapi momentum regenerasi ideologis.
Dalam spirit creative–transformative, kegiatan ini menegaskan komitmen GMKI untuk terus melahirkan kader pelayan yang mampu menjawab tantangan zaman dengan semangat kasih, persaudaraan, dan tanggung jawab.
“Maper bukan sekadar pengenalan organisasi,” ujar salah satu peserta, “tapi awal perjalanan kami memahami panggilan pelayanan di tengah dunia yang terus berubah.”
GMKI Cabang Ambon Komisariat KIP–Unpatti menunjukkan bahwa pelayanan sejati dimulai dari ruang refleksi kecil—di mana cinta, iman, dan intelektualitas berpadu untuk melahirkan perubahan besar. (MIM-CR)







