
MBD, MALUKU INDOMEDIA,com – Keputusan Gubernur Maluku untuk menunda Event Nasional Kemah Bela Negara Tingkat Nasional Tahun 2025 menuai sorotan tajam dari tokoh masyarakat dan pemuda, khususnya dari wilayah Maluku Barat Daya.
Salah satu pernyataan paling keras datang dari Yesri Lolopali, tokoh pemuda dari Pulau Wetar Ia menilai penundaan ini menunjukkan kurangnya komitmen strategis dari pemerintah provinsi terhadap pembangunan dan pemberdayaan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
“Seharusnya gubernur punya seribu cara untuk menyelesaikan persoalan ini, bukan langkah seribu. Ini menyangkut wilayah perbatasan, menyangkut martabat pemuda daerah yang selama ini menunggu kesempatan untuk ikut terlibat dalam agenda nasional,” tegas Yesri.
Pulau Kisar, yang direncanakan sebagai lokasi kegiatan, termasuk dalam kawasan 3T berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2012. Bagi Yesri, pelaksanaan Kemah Bela Negara di wilayah ini bukan hanya simbolik, tetapi juga strategis untuk memperkuat nasionalisme dan integrasi wilayah perbatasan.
“Tidak ada alasan kuat untuk menunda. Justru ini saat yang tepat bagi pemerintah menunjukkan kepedulian dan tindakan nyata di daerah yang kerap terlupakan,” tambahnya.
Ia pun menyerukan agar Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih mengambil sikap dan mengupayakan agar kegiatan ini tetap dilaksanakan pada tahun 2025 sesuai rencana awal. Menurutnya, kesiapan pemuda dan masyarakat sudah cukup matang dan hanya tinggal dukungan dari pihak pemerintah daerah.
“Kami tidak butuh janji, kami butuh aksi. Jangan sampai masyarakat di perbatasan merasa ditinggalkan lagi,” tutup Yesri. (MIM-MM)