
MALUKU INDOMEDIA.COM, SBB– Pemuda Pulau Manipa kembali menyuarakan jeritan masyarakat terkait terbengkalainya proyek jalan lingkar yang hingga kini tak kunjung diselesaikan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Sejak tahun 1993 hingga 2010 bahkan berlanjut pada 2024, akses jalan lingkar Pulau Manipa sudah pernah digusur. Namun, ironisnya, tidak ditindaklanjuti dengan pengaspalan. Kini kondisi jalan tersebut kian memprihatinkan—berlumpur, ditumbuhi rumput, dan sebagian besar tertutup pepohonan.
“Kami juga punya hak yang sama dengan daerah lain di Provinsi Maluku. Jangan ada diskriminasi pembangunan. Jalan lingkar Manipa adalah kebutuhan dasar yang wajib dituntaskan, bukan diabaikan,” tegas Dedy Tetulau, pemuda Manipa, dalam keterangannya kepada MalukuIndomedia.com.
Dedy menilai sikap Pemerintah Kabupaten SBB bersama DPRD terkesan menutup mata terhadap realitas pahit yang dihadapi masyarakat Manipa. Padahal, akses jalan ini menjadi urat nadi aktivitas warga, mulai dari mobilitas pelajar menuju sekolah hingga menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
“Jalan lingkar Manipa adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah. Jangan hanya sibuk dengan janji-janji politik tanpa realisasi. Tahun 2026–2027 harus jadi momentum penyelesaian, bila tidak maka jelas pemerintah gagal memenuhi kewajiban terhadap rakyatnya,” desaknya.
Masyarakat Manipa berharap, selain Pemkab SBB dan DPRD, Pemerintah Provinsi Maluku melalui dinas teknis segera turun tangan agar proyek vital ini masuk prioritas pembangunan infrastruktur.
Pulau Manipa, yang kaya dengan potensi sumber daya laut dan pertanian, tak akan pernah berkembang bila akses transportasi darat terus dibiarkan dalam kondisi memprihatinkan.
Desakan pemuda ini bukan sekadar keluhan biasa, melainkan alarm keras bagi pemerintah: Pembangunan infrastruktur jangan hanya berhenti di atas kertas, rakyat menuntut bukti nyata. (MIM-CN)