
MALUKU INDOMEDIA.COM, Ambon– Ketua DPRD Kota Ambon, Moritz Tamaela, akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi resmi kepada publik terkait pemberitaan yang menyebut adanya pesta miras dan pemukulan terhadap staf DPRD di rumah dinasnya.
Dalam konferensi pers yang digelar Senin (4/8/2025), Moritz menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang terjadi, namun secara tegas membantah bahwa insiden pemukulan terhadap staf pendukung Komisi III, Febry Patipelohy alias Bung Jimron, terjadi di rumah dinas Ketua DPRD.
“Saya ingin menegaskan bahwa peristiwa yang menimpa saudara Jimron tidak terjadi di rumah dinas Ketua DPRD. Saat itu memang ada aktivitas pembangunan sarana prasarana oleh pihak ketiga di rumah dinas, namun tidak ada pesta miras ataupun kekerasan,” ungkap Moritz.
Ia menjelaskan bahwa pada hari kejadian, Sabtu (26/7/2025), dirinya memang sempat memesan dua botol minuman melalui staf untuk diberikan kepada para pekerja bangunan karena kondisi hujan. Minuman tersebut, menurut Moritz, bukan bagian dari pesta melainkan hanya kebiasaan lokal untuk “menghangatkan tubuh”.
“Minuman itu saya kasih ke tukang kerja, bukan untuk pesta. Masa saya Ketua DPRD, berlaku seperti preman atau peminum jalanan? Apalagi saat itu ada istri, anak-anak perempuan saya, bahkan orang tua saya juga sedang berada di rumah,” tegasnya.
Terkait kondisi Bung Jimron, Moritz mengaku kaget ketika mendengar kabar pemukulan. Ia berupaya menghubungi yang bersangkutan, namun baru mendapat informasi dari istri korban malam harinya. Anehnya, baik Bung Jimron maupun pihak keluarganya tidak bisa menjelaskan secara pasti siapa pelaku dan di mana kejadian itu terjadi.
“Dia sendiri bilang tidak tahu siapa pelakunya, bahkan memori kejadian hilang. Saya sudah bantu biaya medis, dan pikir persoalan selesai karena Bung Jimron juga sudah masuk kantor,” kata Moritz.
Namun beberapa hari kemudian, muncul pemberitaan yang menyebutkan seolah-olah kejadian terjadi di rumah dinas. Hal inilah yang membuat Moritz merasa difitnah dan mendorongnya untuk memberi klarifikasi secara terbuka.
Ia juga menanggapi tudingan bahwa dirinya membungkam korban agar tidak bicara ke publik.
“Saya ini bukan atasan langsung Bung Jimron. Saya tidak punya kekuatan untuk membungkam atau menyuap keluarganya supaya diam. Ini soal harga diri dan kebenaran. Saya tidak menutupi apa pun,” ujar Moritz dengan nada tegas.
Moritz menyesalkan bahwa beberapa media memberitakan sepihak tanpa memperhatikan klarifikasi dari pihaknya. Ia mengaku sempat diminta melaporkan balik, namun memilih menahan diri demi menjaga suasana.
“Saya sangat menghargai teman-teman jurnalis, tapi sayangnya berita ini diplintir. Jadi saya bersyukur bisa menyampaikan kebenaran lewat konferensi pers ini,” pungkasnya. (MIM-2)