
AMBON, MALUKUINDOMEDIA.com– Hari Raya Idul Adha menjadi momen yang sarat makna bagi masyarakat Maluku, tak terkecuali bagi pemuda. Di pelataran Masjid Al Fatah Ambon, semangat pengorbanan, keikhlasan, dan kebersamaan tercermin dalam kolaborasi hangat antara Febry Calvin Tetelepta (FCT) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku.
Ketua KNPI Maluku, Arman Kalean, menegaskan bahwa perayaan Idul Adha atau yang juga dikenal di beberapa negara Asia Tenggara sebagai Qurban Bairan, harus dimaknai sebagai bentuk pengorbanan yang tulus dari hati yang bersih, demi mencari ridho Allah SWT.
“Esensi kurban bukan sekadar penyembelihan, tapi bagaimana kita menyerahkan sesuatu yang terbaik dari diri kita, dengan hati bersih dan ikhlas. Itu makna terdalam yang kami bawa dalam kegiatan ini,” ujar Kalean
Menurutnya, kolaborasi dengan FCT bukanlah hal yang kebetulan. Ada nilai kesejalanan yang kuat, mengingat FCT adalah salah satu tokoh inisiator Gerakan Cipayung pada tahun 1993
“Ada benang merah yang sangat rapi. Pak Febry adalah senior Cipayung Plus Senior Cipayung Plus dan juga inisiatorawal GMKI, dimana GMKI juga inisiator awal lahirnya KNPI. Jadi momen ini bukan hanya simbolik, tapi memperkuat kesinambungan nilai antara generasi,” tambahnya.
Kalean menekankan bahwa substansi dari kegiatan ini adalah pentingnya menjaga kedekatan antara pemuda dan para senior. Menurutnya, pemuda tidak boleh menciptakan jarak, baik secara fisik maupun dalam ruang dialog, karena dari kedekatan itulah lahir pembelajaran dan wejangan yang membentuk karakter kepemimpinan.
“Idul Adha ini jadi momentum penting. Bukan hanya bersama Pak Febry Calvin Tetelepta, tapi juga bagi seluruh pemuda agar tidak menjauh dari para senior. Justru di ruang dialog seperti inilah nilai-nilai luhur bisa diwariskan,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi simbol kuat kolaborasi lintas generasi yang bukan hanya bersifat seremonial, tapi mengandung pesan mendalam: bahwa pembangunan Maluku ke depan harus dimulai dari hati yang tulus, dan dengan spirit kolektif yang menyatukan pemuda dan para pendahulu dalam satu barisan perjuangan. (MIM)