
MALUKU INDOMEDIA.COM, JAKARTA– Menteri Agama Prof. Nazarudin Umar diingatkan untuk segera melakukan langkah tegas dalam melakukan “bersih-bersih” di internal Kementerian Agama. Jika tidak, kementerian yang ia pimpin dikhawatirkan akan menjadi sasaran tembak pihak-pihak yang memiliki data mengenai berbagai praktik buruk yang masih bercokol di tubuh Kemenag.
Peringatan keras ini disampaikan oleh Hamid Rahayaan, mantan penasehat Ketua PBNU, yang menilai masih banyak borok yang belum tersentuh oleh reformasi di Kementerian Agama.
“Setelah berdirinya Kementerian Haji, urusan haji bukan lagi kewenangan Kementerian Agama. Namun, di luar itu, masih banyak pejabat yang harus dibersihkan karena diduga terlibat dalam berbagai kasus lain selain urusan haji,” tegas Hamid Rahayaan, Kamis (18/9/2025).
Ia menekankan, problem di Kementerian Agama bukan hanya soal penyelenggaraan ibadah haji, melainkan juga dugaan praktik-praktik menyimpang yang melibatkan sejumlah pejabatnya.
Menurutnya, jika Prof. Nazarudin Umar tidak segera mengambil langkah konkret, publik akan kehilangan kepercayaan, sementara para pemilik data siap “menyerang” dengan membuka borok lama maupun baru.
“Kalau tidak segera dibersihkan, maka Kementerian Agama akan menjadi sasaran tembak bagi mereka yang selama ini menyimpan data borok para pejabatnya,” ujar Hamid.
Jangan Biarkan Kemenag Jadi “Lahan Borok”
Langkah tegas Menteri Agama Prof. Nazarudin Umar kini ditunggu publik. Setelah urusan haji beralih ke Kementerian Haji, seharusnya Kementerian Agama memiliki ruang lebih untuk fokus pada pembinaan umat dan pendidikan keagamaan. Namun fakta di lapangan menunjukkan, masih banyak pejabat yang diduga “bermain” di luar jalur.
Kementerian Agama tak boleh dibiarkan menjadi sarang kepentingan sempit. Jika tidak ada pembersihan menyeluruh, maka borok-borok lama akan menjadi senjata makan tuan. Apalagi, publik kini sudah lebih kritis, data lebih mudah diakses, dan tekanan moral semakin kuat.
Prof. Nazarudin Umar punya pilihan jelas: memimpin reformasi internal dengan bersih, transparan, dan berani, atau bersiap menjadi sasaran tembak dari publik maupun pihak-pihak yang menyimpan catatan hitam Kemenag.
Kemenag terlalu penting untuk dipertaruhkan hanya demi kepentingan segelintir pejabat. Reformasi birokrasi bukan sekadar slogan, tetapi ujian nyata bagi kepemimpinan Menteri Agama hari ini. (MIM-MDO)