
Mahasiswa turun kawal SK Rektor, Senat dan Yayasan diuji dalam menjaga independensi akademik
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON– Suasana kampus Universitas Darussalam (Unidar) Ambon memanas. Ratusan mahasiswa turun mengawal pembacaan Surat Keputusan (SK) Rektor, masa jabatan 2025–2030. Aksi ini disebut sebagai bentuk penjagaan terhadap proses pemilihan rektor yang dinilai harus murni, sesuai mekanisme yang telah ditempuh Senat Universitas.
Spanduk besar terbentang di depan kampus dengan tulisan tegas: “Tolak intervensi yayasan terhadap keputusan Senat. Kami mendukung penuh Bpk. Dr. Isyakel Z. Narwawan, SE., M.M. sebagai Rektor Unidar.”
Suara Mahasiswa: Tolak Intervensi Yayasan
Ramadan Tuhelelu, salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi, menegaskan sikap mereka.
“Kami mahasiswa hadir di sini bukan untuk gaduh, tapi untuk menjaga agar proses demokrasi kampus tetap berjalan bersih. Kami menolak segala bentuk intervensi yayasan yang bisa merusak marwah pemilihan rektor,” ungkap Ramadan .
Ia menambahkan, mahasiswa siap terus mengawal sampai keputusan Senat benar-benar dihormati. “Ini soal masa depan kampus, bukan kepentingan segelintir orang,” tegasnya.
Senat Unidar Pegang Kendali
Dalam mekanisme pemilihan, Senat Universitas memegang peranan penting. Mereka menjaring, menilai, dan menetapkan calon rektor yang dianggap paling kompeten. Proses ini sekaligus menguji sejauh mana otonomi perguruan tinggi benar-benar dijalankan sesuai undang-undang, tanpa campur tangan berlebihan dari yayasan.
Pengamat pendidikan Maluku menilai, momentum ini menjadi barometer kedewasaan demokrasi kampus. “Otonomi perguruan tinggi bukan sekadar jargon. Ini soal independensi dan keberanian menjaga marwah akademik. Kalau intervensi terus terjadi, reputasi Unidar bisa tercoreng,” ujarnya.
Stabilitas Kampus Jadi Taruhan
Mahasiswa mendesak agar hasil pemilihan rektor diterima semua pihak, demi menjaga stabilitas internal universitas. Tanpa kondusivitas, sulit bagi Unidar Ambon untuk fokus meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat.
Dukungan penuh dari dosen, mahasiswa, hingga tenaga kependidikan dinilai menjadi energi utama bagi rektor terpilih untuk bekerja. Lebih dari itu, sinergi antara pimpinan universitas, senat, dan yayasan mutlak dibutuhkan untuk mewujudkan tata kelola yang transparan dan akuntabel.
Menanti Rektor Baru
Kini, publik kampus menanti: apakah proses ini benar-benar melahirkan pemimpin visioner yang mampu mengangkat nama Unidar Ambon ke level nasional, bahkan internasional? Atau justru terjebak pada tarik menarik kepentingan?
“Pemilihan rektor bukan soal siapa yang duduk, tetapi bagaimana kampus ini bisa maju dan berprestasi. Mahasiswa akan terus menjadi pengawal,” pungkas Ramadan Tuhelelu. (MIM-MDO)