
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON– Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru tingkat pengangguran Februari 2025. Hasilnya, wajah ketenagakerjaan nasional menunjukkan kontras tajam: ada provinsi yang berhasil menekan pengangguran sangat rendah, ada pula yang masih terjebak di level tinggi.
Secara nasional, tingkat pengangguran mencapai 4,76 persen, dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7,28 juta orang.
Provinsi Paling Rendah & Paling Tinggi
Bali menjadi provinsi dengan tingkat pengangguran terendah di Indonesia, hanya 1,58 persen. Disusul Papua Pegunungan (1,68 persen) dan Sulawesi Tengah (3,02 persen).
Sementara itu, provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi adalah Papua (6,92 persen), Kepulauan Riau (6,92 persen), dan Jawa Barat (6,74 persen).
Maluku: 5,95 Persen, Mengkhawatirkan
Di antara 38 provinsi, Maluku mencatat tingkat pengangguran 5,95 persen, jauh di atas rata-rata nasional. Angka ini menempatkan Maluku di kelompok provinsi dengan pengangguran tinggi, bahkan lebih parah dibanding Maluku Utara yang hanya 4,26 persen.
Bagi Maluku, capaian ini merupakan alarm serius. Tingginya pengangguran mencerminkan belum optimalnya penciptaan lapangan kerja. Padahal Maluku menyimpan potensi maritim, pariwisata, dan perikanan yang bisa menjadi mesin penyerapan tenaga kerja.
Pengamat: Pemerintah Daerah Harus Bergerak
Pemerhati Kebijakan Publik dan Politik Maluku Darul Kutni Tuhupaly menilai, persoalan pengangguran di Maluku tidak sekadar minimnya lapangan kerja, melainkan juga ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri lokal.
“Angka 5,95 persen adalah peringatan keras. Pemerintah daerah tidak boleh hanya menunggu investasi datang, tetapi harus proaktif membuka ruang usaha baru, memperkuat sektor maritim, perikanan, dan pariwisata. Tanpa langkah transformatif, Maluku akan terus tertinggal,” tegas Tuhupaly.
Ia menambahkan, pemerintah harus berani mendorong program pelatihan vokasi dan pemberdayaan tenaga kerja muda agar mampu bersaing, sekaligus menciptakan ekosistem usaha lokal yang lebih hidup. (MIM-MDO)