
MALUKU INDOMEDIA.COM, Ambon– Maluku Gelombang desakan publik terhadap Ketua DPRD Kota Ambon, Morits L. Tamaela sekaligus ketua DPD Partai Nasdem Kota Ambon semakin deras. Peristiwa yang terjadi pada 26 Juli 2025 lalu di rumah dinas Ketua DPRD Kota Ambon di kawasan Karang Panjang, Ambon, dinilai telah mencoreng marwah lembaga legislatif dan merusak citra Partai NasDem sebagai partai pengusung.
salah satunya dugaan pesta minuman keras (miras) yang melibatkan sejumlah orang, termasuk pegawai dan pekerja di rumah dinas. Ironisnya, peristiwa itu berujung pada aksi penganiayaan terhadap seorang pegawai DPRD Kota Ambon berinisial FP, yang diduga kuat berkaitan dengan pesta miras tersebut. Tidak hanya itu, Mourits sendiri dikabarkan turut meneguk minuman keras bersama para pekerja di kediaman Rumah dinas resminya.
Pesta Miras Berujung Skandal:
Kasus ini sontak menjadi perbincangan luas di tengah masyarakat Maluku, Sebab, seorang pejabat publik sekaligus pimpinan lembaga legislatif seharusnya menjadi teladan moral dan politik, bukan justru terseret dalam kasus yang memalukan.
Ketua Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi Maluku Amsir Alam R. Menyampaikan Bagaimana mungkin seorang Ketua DPRD yang juga ketua DPD partai Nasdem kota ambon , yang seharusnya menjaga kehormatan lembaga, malah terseret dalam dugaan miras? Apalagi sampai ada pegawai DPRD yang menjadi korban penganiayaan di rumah dinas. Ini sudah mencoreng nama baik institusi, dan Partai Nasdem ujar salah satu tokoh masyarakat Kota Ambon.
Amsir pun menilai, peristiwa ini bukan lagi persoalan pribadi, tetapi telah menjadi krisis integritas yang harus segera ditindaklanjuti oleh Partai NasDem sebagai partai pengusung Mourits Tamaela.
Desakan kepada DPW Maluku dan DPP Partai NasDem:
Desakan publik kini mengarah kepada DPW Partai NasDem Maluku untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kasus tersebut. Tim investigasi yang dibentuk DPW diminta untuk bekerja secara profesional, transparan, dan membuka hasil penyelidikan kepada masyarakat agar tidak ada kesan menutupi kasus ini.
Selain itu, publik Maluku menunggu sikap tegas dari DPP Partai NasDem di bawah kepemimpinan Surya Paloh. Kamu percaya Surya Paloh yang dikenal sebagai negarawan sejati akan bersikap objektif dan tidak akan membiarkan nama baik partai tercoreng oleh ulah oknum kadernya.
“Pak Surya Paloh pasti objektif. Beliau sudah pernah menunjukkan ketegasan dengan menonaktifkan dua kader di DPR RI Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, karena dianggap mencederai perasaan rakyat dan mencoreng nama baik partai, Kami yakin langkah Tegas serupa harus diambil terhadap Mourits Tamaela ketua DPRD kota Ambon sekaligus ketua DPD partai Nasdem Kota Ambon Ujar Amsir Alam R.
Menjaga Marwah Partai NasDem:
Partai NasDem selama ini membawa semangat gerakan perubahan dengan platform restorasi yang mengedepankan politik gagasan, nilai-nilai kemajuan bangsa, serta tujuan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih kuat, bermartabat, dan berdaulat. Karena itu, skandal yang menimpa Mourits Tamaela dianggap sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip perjuangan partai nasdem
Kalau NasDem ingin tetap menjaga marwah partai, maka tidak ada pilihan lain selain segera mencopot/PAW Mourits Tamaela dari jabatan Ketua DPRD Kota Ambon. Publik menunggu sikap tegas yang konsisten dengan semangat restorasi yang selama ini digembar-gemborkan partai Nasdem Tegasnya.
Desakan PAW Semakin Kuat:
Dengan semakin menguatnya tekanan publik, langkah Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Mourits Tamaela menjadi opsi yang paling rasional. PAW dinilai sebagai bentuk komitmen partai terhadap penegakan integritas, sekaligus upaya memulihkan kepercayaan rakyat Maluku terhadap partai Nasdem yang mulai terkikis.
Kalau kasus ini dibiarkan, maka kepercayaan rakyat terhadap DPRD Kota Ambon dan Partai NasDem bisa semakin runtuh. Oleh karena itu, segera lakukan PAW demi marwah lembaga dan partai.
Kini, seluruh mata publik Maluku tertuju pada DPP Partai NasDem. Masyarakat menanti langkah tegas partai dalam merespons kasus yang menjerat Ketua DPRD Kota Ambon tersebut. Apakah NasDem konsisten dengan semangat restorasi, atau justru membiarkan kadernya terjerat skandal yang mencoreng wajah politik di daerah? (MIM-MDO)