
MALUKU INDOMEDIA.COM, Jakarta– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menepis keras isu bahwa pemerintah memberikan perlakuan istimewa bagi Amerika Serikat dalam mengakses “harta karun” mineral kritis Indonesia. Dalam forum International Battery Summit 2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025), Bahlil menegaskan tidak ada karpet merah untuk negeri mana pun.
“Jangankan Amerika, mau Afrika, mau Eropa, mau di mana saja, semua sama,” tegasnya lantang di hadapan peserta forum.
Bahlil menjelaskan, arah kebijakan pemerintah tetap mengacu pada prinsip hilirisasi. Setiap mineral yang diekspor wajib diolah terlebih dahulu di dalam negeri untuk memberi nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Menurutnya, dalam pembahasan terakhir dengan pihak Amerika, permintaan terkait akses mineral kritis mendapat respons tegas. “Kemarin saat negosiasi tarif, ada keinginan dari Amerika untuk mineral kritikal. Saya bilang kita kasih sama, tinggal bapak datangkan investornya, saya siapkan tambangnya, bisnisnya sama. Equal treatment, tidak ada beda-beda,” ungkapnya.
Bahlil juga menegaskan, pola ini berlaku untuk semua mitra, tanpa terkecuali. “Tidak benar kalau ada yang mengatakan kita memberikan prioritas kepada negara tertentu. Semua negara yang mau masuk, syaratnya sama: bawa investasi, dukung hilirisasi, baru kita kerja sama,” ujarnya.
Dengan pernyataan ini, pemerintah berharap spekulasi yang menyebut adanya “jatah khusus” bagi Amerika Serikat dapat dihentikan. “Indonesia bukan lagi negara yang menjual bahan mentah murah. Kita ingin jadi pemain besar di rantai pasok global, tapi dengan posisi tawar yang setara,” kata Bahlil menutup pernyataannya. (MIM-DNO)