
Buru, Maluku Indomedia.com – Babak baru dunia pendidikan di Kabupaten Buru resmi dimulai. Rabu (10/9/2025), Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Buru menggelar serah terima jabatan (Sertijab) yang menandai berakhirnya kepemimpinan Ibrahim Sukunora, S.Pd dan masuknya sosok baru, Rahman Ali, S.Pd, sebagai kepala cabang.
Acara berlangsung sederhana namun sarat makna di kantor cabang dinas setempat. Seluruh jajaran hadir dengan suasana penuh kebersamaan, menyaksikan transisi kepemimpinan yang diharapkan tidak sekadar seremonial, melainkan titik awal percepatan mutu pendidikan di Bumi Bupolo.
Ibrahim Sukunora: Terima Kasih, Jaga Solidaritas
Dalam sambutannya, Ibrahim Sukunora yang dikenal cukup tenang namun tegas, menegaskan pentingnya solidaritas di internal cabang dinas.
“Saya berharap kebersamaan yang sudah terbangun terus dipelihara. Cabang dinas ini akan semakin kuat bila semua pegawai bahu-membahu mendukung program pendidikan di Kabupaten Buru,” ujar Ibrahim dengan nada reflektif.
Ia tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini menopang kinerjanya. Bagi banyak pegawai, warisan kepemimpinan Ibrahim adalah konsistensi dan kerja sama yang solid.
Rahman Ali: Mutu Pendidikan Harus Lebih Progresif
Sementara itu, Rahman Ali yang resmi menerima tongkat estafet kepemimpinan menegaskan arah barunya: kesinambungan program dan percepatan inovasi.
“Kami percaya kolaborasi dengan guru, kepala sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah akan memperkuat upaya peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini,” tegas Rahman.
Rahman tidak hanya menjanjikan melanjutkan, tetapi juga menekankan pentingnya responsivitas pendidikan terhadap perubahan zaman. Di tengah tuntutan digitalisasi dan kualitas SDM, kepemimpinan baru ini ditantang untuk bekerja lebih cepat, tepat, dan berani keluar dari zona nyaman.
Harapan Pegawai: Saatnya Inovasi, Jangan Stagnan
Beberapa pegawai Cabang Dinas tak segan menyuarakan harapan. Mereka ingin kepemimpinan Rahman Ali segera mengeksekusi langkah-langkah inovatif, bukan sekadar melanjutkan rutinitas lama. Pemerataan pelayanan, fasilitas yang modern, serta jawaban konkret atas tantangan sekolah-sekolah di pelosok menjadi agenda yang ditunggu.
Sertijab bukan sekadar seremoni. Ia adalah ujian nyata: apakah kepemimpinan baru sanggup menciptakan lonjakan kualitas, atau hanya melanjutkan pola lama dengan wajah baru. Dunia pendidikan di Buru butuh keberanian melawan stagnasi.
Rahman Ali kini memegang kendali. Gaspol atau jalan di tempat—itu pilihan.(MIM-CN)