
MALUKU INDOMEDIA.COM, AMBON– Pascasarjana Universitas Pattimura (Unpatti) resmi menapaki usia 21 tahun sejak berdiri pada 2004. Perjalanan yang dimulai hanya dengan satu program studi (Prodi) Ilmu Kelautan, kini pada 2025 berkembang pesat menjadi 28 Prodi: 20 jenjang S2 dan 8 jenjang S3.
Tonggak bersejarah ini akan ditandai dengan Dies Natalis Perdana Pascasarjana Unpatti ke-21, yang puncaknya bakal digelar pada 24 Oktober 2025 melalui Seminar Internasional. Momentum ini istimewa, sebab untuk pertama kalinya dies natalis dilaksanakan, dengan melibatkan stakeholder dan Pascasarjana dari seluruh Indonesia (Forpimpas Indonesia).
“Apalagi saya saat ini dipercayakan sebagai Ketua (Forpimpas Indonesia) Pascasarjana se-Indonesia, jadi saya berjuang keras untuk mengsukseskan kegiatan Seminar Internasional dengan menyampaikan undangan ini ke seluruh rekan (Forpimpas Indonesia) di tanah air untuk dapat terlibat dan berpartisipasi untuk hadir di Ambon,” ujar Prof. Dr. Richard B. Luhulima, ST., MT., Direktur Pascasarjana Unpatti, kepada Maluku Indomedia.
Tidak hanya menambah jumlah Prodi, Pascasarjana Unpatti kini bergerak lebih jauh: menyiapkan sejumlah program studi menuju akreditasi internasional. Beberapa Prodi yang tengah diproyeksikan meraih akreditasi dan status unggul adalah:
“Target kami jelas: Unpatti bukan hanya besar di Maluku, tapi harus punya reputasi internasional. Untuk itu ada beberapa Prodi yang saat ini dalam proses Akreditasi Internasional seperti halnya: S2 Ilmu Hukum, S2 Ilmu Kelautan, S2 Manjemen Pendidikan, S2 Administrasi Publik, S3 Ilmu Hukum, dan S3 Ilmu Kelautan,” tegas Luhulima.
Salah satu capaian monumental lain adalah akses LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Jika selama 21 tahun Pascasarjana Unpatti hanya punya 1 Prodi yang diakui LPDP, kini sudah menjadi 14 Prodi yang masuk dalam skema beasiswa bergengsi itu.
Program yang bisa diakses mahasiswa antara lain:
yang kini sudah resmi dibuka aksesnya.
“Ini berkat perjuangan panjang. Kami sampaikan ke LPDP bahwa Pascasarjana Unpatti berbeda dengan universitas lainya, karena kawasan Unpatti adalah wilayah kepulauan (wilayah pesisir) tidak bisa disamakan dengan kampus di Jawa atau Sumatera. Syukurlah, perjuangan itu dikabulkan. Kini mahasiswa, PNS, POLRI dan TNI bahkan pekerja swasta bisa mengakses LPDP untuk kuliah di Unpatti,” jelasnya.
Prof. Luhulima menekankan, LPDP menjadi peluang emas bagi siapa saja yang ingin melanjutkan studi tanpa harus meninggalkan Maluku.
“Bagi yang baru lulus S1 atau S2, jangan ragu. Unpatti sudah punya fasilitas, prodi berkualitas, bahkan akses LPDP. Tidak perlu jauh-jauh sekolah ke luar daerah, Ambon bisa jadi pusat pilihan,” pungkasnya.
Sebagai penunjang pengembangan ke depan, rencananya bangunan baru Pascasarjana Unpatti akan dibangun pada tahun 2027 dengan bantuan SBSN. (MIM-MDO)