
MALUKU INDOMEDIA.COM, Ambon– Pernyataan Wakil Gubernur Maluku, Abdulah Vanath, kembali menuai sorotan. Kali ini datang dari tokoh Maluku, Hamid Rahayaan, yang menilai ucapan Wagub di hadapan para pengikutnya tidak pantas dan berpotensi memprovokasi publik.
“Seorang wakil gubernur tidak elok berbicara ece-ece di depan orang banyak. Rakyat memilih dia untuk bekerja, bukan membuat statemen provokatif,” tegas Rahayaan.
Ia menilai Vanath gagal menunjukkan kualitas sebagai politisi. “Katanya politisi kawakan, tapi politisi sejati itu punya etika dalam bicara. Jangan asal keluarkan pernyataan ngawur yang akhirnya memperlihatkan ketidakmampuan menjalankan amanah,” lanjutnya.
Rahayaan menekankan soal jabatan eselon II dan III tidak boleh dipolitisasi dengan pendekatan agama maupun suku. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah profesionalisme, kualitas, dan kapasitas eksekusi program pemerintah.
“Kalau dipaksakan orang yang satu agama atau satu suku, tapi tidak punya kemampuan, itu justru merusak. Yang rugi adalah rakyat. Karena program daerah tidak berjalan, pelayanan publik tersendat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti opini publik yang berkembang di media dan grup WhatsApp, yang menurutnya sarat dengan isu murahan dan kecurigaan tak berdasar. “Proses seleksi masih berjalan. Jadi biarkan gubernur dengan kearifan memilih orang terbaik yang mampu mengeksekusi program pusat dan daerah,” tambahnya.
Hamid Rahayaan dengan tegas meminta Wagub Abdulah Vanath berhenti membuat pernyataan yang justru memperkeruh suasana.
“Berhentilah melakukan provokasi murahan. Tidak ada gunanya. Tugasmu membantu gubernur, menjalankan visi misi untuk kepentingan rakyat. Koreksi diri! Jangan bikin masyarakat resah dengan pernyataan aneh-aneh,” pungkasnya.
Pernyataan keras Rahayaan ini menegaskan bahwa polemik di lingkaran elit Maluku bukan sekadar soal politik, tetapi menyangkut etika, integritas, dan kepentingan publik yang lebih luas. (MIM-MDO)