
MALUKU INDOMEDIA.COM, Ambon– Museum Siwalima Ambon kembali meneguhkan dirinya sebagai rumah kebudayaan Maluku dengan sukses menyelenggarakan Lomba Pemandu Museum 2025. Mengusung tema “Pemandu Museum Siwalima: Menyuarakan Warisan, Menginspirasi Generasi”, ajang ini menghadirkan pelajar SMA/SMK/MA se-Kota Ambon sebagai garda depan pewaris budaya.
Kepala UPTD Museum Siwalima Provinsi Maluku, Darwin Jacob Lawalata, S.Sos., M.Si, menegaskan bahwa seorang pemandu museum bukan sekadar juru informasi, melainkan agen perubahan yang mampu membangkitkan rasa bangga sekaligus menanamkan kepedulian generasi muda terhadap warisan leluhur.
“Pemandu museum tidak hanya menjadi penghubung antara benda koleksi dan pengunjung, tetapi juga pendidik dan inspirator yang menjembatani masa lalu dengan masa kini. Generasi muda harus berani berbicara, menyuarakan warisan, dan memberi inspirasi,” tegas Lawalata.
Dipilihnya pelajar SMA/SMK/MA bukan tanpa alasan. Generasi Z dinilai memiliki cara unik menyerap informasi, kreativitas besar dalam menyampaikan konten budaya, serta menjadi kunci regenerasi pemandu yang memahami bahasa anak muda. Peserta ditantang tampil bukan hanya sebagai juru bicara koleksi, tetapi sebagai “suara hidup museum” dengan penyampaian segar, santun, dan relevan.
Lomba yang dilaksanakan selama 3 hari ini diikuti oleh 13 tim dari berbagai SMA dan SMK di Kota Ambon. Setiap tim tampil di hadapan dewan juri pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIT, dengan alokasi waktu 7 menit untuk masing-masing tim dalam menyampaikan pemanduan mereka.
Melalui dewan juri, lomba ini mencari sosok-sosok pemandu visioner dengan komunikasi menarik, pemahaman luas tentang sejarah Maluku, serta gaya penyampaian yang mampu menginspirasi. Dewan juri yang terlibat dalam penilaian adalah:
1. Prof. Dr. Karolis Anaktototy, MA – Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Unpatti Ambon.
2. Dr. R. A. da Costa, S.S., M.Hum – Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unpatti Ambon.
3. Drs. J. Matitaputty – Budayawan Maluku.
Bagi Museum Siwalima, lomba ini bukan sekadar kompetisi, tetapi strategi melahirkan generasi penjaga budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
Dalam penutupan lomba yang berlangsung pada 22 Agustus, Lawalata kembali menekankan bahwa museum adalah rumah peradaban yang hidup. Para peserta diminta tidak berhenti pada kompetisi, melainkan terus menjadi penyambung lidah sejarah dan budaya Maluku.
“Sebagai pemandu museum, kita dipanggil menjaga, merawat, sekaligus menghidupkan nilai-nilai warisan leluhur agar generasi masa kini dan mendatang semakin mencintai budaya Maluku. Mari jadikan Museum Siwalima bukan hanya gudang benda bersejarah, tetapi mercusuar budaya Maluku,” serunya.
Daftar Pemenang Lomba Pemandu Museum Siwalima 2025
Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, berikut daftar pemenang beserta asal sekolah dan total nilai:
Juara I – Thomas Matulessy (SMK Negeri 1 Ambon)
Geofany Injili Pietersz, Delyandriti Tibaly, Calvin Verol Papilaya – 916 poin
Juara II – Martha Christina Tiahahu (SMK Negeri 1 Ambon)
Godelina Rado, Abestsina Natumatamata, Kezia Tarekear – 900 poin
Juara III – Ethereal (SMA Negeri 13 Ambon)
Siti Shekina Andy, Anindya Kirana Putri, Ferdyano – 862 poin
Harapan I – Kakus A (SMA Swasta Kalam Kudus Ambon)
Tristan Evan Nurtanio, Felicia V. D. Saputra, Pritha Sherra Verencia – 842 poin
Harapan II – Celestial Sentinels (SMA Negeri 12 Ambon)
Yusti M. C. Padakla, Lamdo M. Manintamahu, Kiara Musila – 831 poin
Harapan III – Smakar 2 (SMA Kartika XIII-1 Ambon)
Saylly M. E. Matkussa, Cherly Meimuky, Izak I. Sugio – 812 poin
Favorit – Kakus B (SMA Swasta Kalam Kudus Ambon)
Shallom Q. J. Suryaman, Jeisha M. Siwitory, Graciello R. C. Saleky – 803 poin
Rumah Inspirasi, Obor Masa Depan
Lewat semangat lomba ini, Museum Siwalima meneguhkan diri bukan hanya sebagai tempat belajar sejarah, tetapi juga sebagai sumber inspirasi bagi masa depan. Semangat yang lahir dari ajang ini jauh melampaui euforia selebrasi: panggilan kolektif menjaga marwah budaya Maluku agar tetap bersinar di tengah arus modernisasi. (MIM-NO)